Tebingtinggi, Berita Monitor.
Selain
faktor curah hujan dan buruknya drainase, serta maih adanya kebiasaan
sekalangan masyarakat membuang sampah di
parit turut menjadi salah satu penyebab banjir genangan di Kota Tebingtinggi.
Ditambah lagi upaya penanggulangan “ banjir genangan “ sepertinya tidak menjadi perhatian khusus pihak berkompeten yakni Dinas PUPR Kota Tebingtinggi menjadi sebuah fakta yang tidak terbantahkan.
Ditambah lagi upaya penanggulangan “ banjir genangan “ sepertinya tidak menjadi perhatian khusus pihak berkompeten yakni Dinas PUPR Kota Tebingtinggi menjadi sebuah fakta yang tidak terbantahkan.
Setiap
turun hujan dengan tingkat curah yang lebih beberapa kawasan di inti kota acap
kali mengalami banjir genangan serta
kondisi parit yang umumnya berukuran kecil dan sedang. Selain itu, hampir semua
parit di Kota Tebingtinggi khususnya di kawasan inti kota di buat
tertutup .
Endapan
sedimen dan sampah yang tersangkut di pipa saluran rumah milik PDAM Tirta
Bulian, juga menjadi penyebab ditambah lagi parit di buat dalam bentuk tertutup
permanen ini walhasil petugas kebersihan sulit mengontrol keadaan parit yang
telah di padati sedimen ( endapan ).
Pipa
sambungan rumah milik PDAM Tirta Bulian yang sudah dipastikan melintang di
dalam parit juga tidak terperhatikan pihak perusahaan apabila sudah di penuhi
sampah berupa plastik kantongan yang terkadang ada yang berisi sampah rumah
tangga.
Hasil
pemantauan awak media di lapangan beberapa pekan lalu, di temukan sejumlah
saluran drainase primer yang tersumbat,
antara lain persimpangan Jalan Iskandar Muda – Jalan Thamrin, dan
kawasan Jalan Sudirman.
Kondisi
ini sebenarnya sudah menjadi pembahasan public dan memaksa salah seorang
pemerhati masyarakat, S.Saragih, yang di temui awak media , Sabtu ( 29/12/2018
) di kediamannya mengatakan bahwa penyumbatan dan banjir genangan ini harus
menjadi perhatian khusus pemerintah kota.
Sebab
menurutnya, luapan air dari selokan menyebarkan aroma busuk dan genangan yang
terjadi pasca turun hujan menganggu kelancaran lalu lintas. Kenapa sepertinya
pihak pemerintah kota Tebingtinggi " tutup mata " pungkas Saragih
penuh tanya.
“Kedua
saluran ini merupakan saluran vital yang mengalirkan air genangan pasca turun
hujan menuju sungai Bahilang, sungai Bahilang merupakan satu dari anak sungai
yang membelah kota Tebingtinggi. Masyarakat perlu solusi “ ujar Saragih.
Kepala
Dinas PUPR Kota Tebingtinggi yang akan dimintai keterangannya tidak berhasil di
temui, Jum’at (28/12/2018 ) menurut salah seorang staf, yang bersangkutan
sedang melakukan rapat internal dengan sejumlah kepala bagian dan kepala seksi
instansi tersebut.
Permasalahan
buruknya drainase di Kota Tebingtinggi ini, akan menjadi perhatian sejumlah
awak media, mengingat Kota Tebingtinggi sebagai kota sedang dan dikenal sebagai
Kota peraih ADIPURA terkesan tidak mampu mengatasi persoalan
sepele hanya persoalan banjir genangan. ( tim JOC )
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »