“Jangan sia-siakan momen berharga ini untuk menggali ilmu sedalam-dalamnya dari para ahli yang hadir hari ini. Saya juga mengajak kepada kita semua teruslah berusaha yang terbaik untuk menciptakan lingkungan hidup dan lingkungan kerja yang sehat,” kata Wali Kota.
Pola hidup sehat, lanjut Wali Kota, bisa diwujudkan dengan olahraga teratur dan tidak mengkonsumsi makanan yang diawetkan, makanan yang terlalu panas atau makanan yang bisa memicu selaput lendir di mulut. Dengan begitu telah mengurangi secara signifikan potensi terjadinya nasofaring karsinoma pada diri kita.
Wali Kota juga mengatakan bahwa hingga saat ini berbagai upaya promotif, preventif dan kuratif telah dilakukan untuk kasus nasofaring karsinoma. “Dunia kesehatan masih terus mencari penyebab utama yang memicu terjadinya kanker nasofaring. Upaya tak kenal lelah juga terus dilakukan para praktisi kesehatan untuk bersinergi mencari obat yang paling efektif untuk perawatan kanker nasofaring ini,” ungkapnya.
Sebelum menyampaikan sambutannya, Wali Kota lebih dulu memberikan cindera mata kepada para dokter maupun peneliti kanker berupa miniatur rumah adat Batak Toba sebagai bentuk apresiasi dan ucapan selamat datang seluruh peserta.
Seminar ini berlangsung 6 - 7 Desember digelar Pusat Unggulan Iptek Karsinoma Nasofaring Universitas Sumatera Utara (PUI KNF USU) bekerja sama dengan Indocafe Foundation. Seminar yang mengusung tema, "Healthier and Happier Life with Better Understanding of Nasopharyngeal Carcinoma" diikuti para peneliti dan ilmuan dari sejumlah negara seperti Amerika, Swiss, Jepang, Singapura, Hongkong, Thailand, Malaysia dan Philipina.
Sementara itu menurut Dr dr Farhat M.Ked selaku Ketua Panitia The1st International Conference of Nasopharyngeal Carcinoma, Karsinoma Nasofaring (KNF) adalah jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Dia menambahkan, saat ini penyakit kanker itu makin banyak dijumpai di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini diperparah dengan masyarakat yang tidak mempunyai pengetahuan tentang gejala dini dari penyakit ini.
‘’Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan dan wadah kepada peneliti, ilmuwan, mahasiswa dan praktisi medis untuk menyajikan dan berbagi inovasi terbaru. Selain itu bermanfaat juga untuk berdiskusi, berbagi, bertukar pikiran dan memperluas pengetahuan, pandangan, dan kemajuan terbaru dalam penelitian karsinoma nasofaring,” jelas Farhat.
Selain Wali Kota, The First (1st) International Conference of Nasopharyngeal Carcinoma turut dihadiri Wakil Rektor 2 Universitas Sumatera Utara Prf DR dr M Fidel Ganis Siregar, Ketua THT se-Indonesia dr Soekirman Sukin Ketua AIPI Prof Satro Sumantri Bojonegoro serta Ketua KODI Inkologi Universitas Indonesia dr Marlinda Adham.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »